Pages

Senin, 17 Oktober 2016

Management By Objectives (MBO)

Secara umum esensi sistem Management by Objectives (MBO) terletak pada penetapan tujuan-tujuan umum oleh para manajer  dan bawahannya yang bekerja bersama, penetuan bidang tanggung jawab utama setiap individu yang dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil-hasil atau sasaran-sasaran dapat diukur yang

MBO pertama kali diperkanalkan oleh Peter Drucker dalam bukunya yang berjudul The Practice of Management, pada tahun 1954. Dalam perkembangannya MBO sering juga disebut manajemen berdasarkan sasaran, manajemen berdasarkan hasil, management by results, goals management, work planning and review, goals and controls, joint targert setting, dan lain-lain. Meskipun menggunakan nama-nama yang berbeda tapi prosesnya adalah sama. Pada hakekatnya MBO menekankan pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan efektif.

Prosedur MBO dimulai dengan penetapan tujuan, dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses partisipasif, secara aktif melibatkan manajer dan para anggota pada setiap tingkatan organisasi. Peter Drucker membedakan antara MBO dengan managent by drives (dorongan). Dalam MBO perencanaan efektif tergantung pada penentuan tujuan setiap manajer yang diterapkan terutama sebagai fungsinya dalam organisasi. Setiap tujuan manajer harus menyumbang kepada tujuan manajemen yang lebih tinggi dan perusahaan secara keseluruhan. Setiap manajer harus menetapkan tujuan-tujuan mereka sendiri, atau paling tidak ikut aktif dalam proses penetapan tujuan.

Hubungan antara setiap tujuan individu dengan tujuan umum adalah sangat penting, karena maksud utama penerapan MBO adalah untuk mencapai efisiensi operasi seluruh organisasi melalui operasi yang efisien dan integrasi bagian-bagiannya.

Suksesnya penerapan MBO di dasarkan pada dua hipotesa, yaitu :
Bila seseorang melekat secara kuat pada suatu tujuan, dia akan bersedia mengeluarkan usaha lebih untuk meraihnya, dibanding bila seseorang tidak merasa terikat.
Kapan saja seseorang memperkirakan sesuatu akan terjadi, dia akan melakukan apa saja untuk membuatnya terjadi.

Selain dari dua hipotesa tersebut, suksesnya penerapan MBO juga di dasarkan pada :
Teori kebutuhan aktualisasi diri dari Maslow.
Teori Y McGregor.
Faktor-faktor motivasi Herzberg.
Kebutuhan berprestasi dari McClelland.

Berbagai tujuan organisasi dapat diukur dengan ukuran-ukuran :
Kuantitatif, seperti volume produksi, penjualan, biaya, atau laba.
Kualitatif, seperti hubungan langganan, rencana pemasaran, atau pengembangan karyawan.

MBO juga didasarkan konsep bahwa orang lebih menyukai di nilai menurut kriteria realistik yang mereka terima dan standar yang mereka pandang dapat dicapai. Atas dasar metoda tersebut, orang-orang berpartisipasi dalam penentuan tujuan dan identifikasi kriteria yang akan digunakan untuk menilai mereka. (Bahan bacaan : Manajemen. T. Hani Handoko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar